Kim Jong un, ditemani putrinya, menyaksikan, tes Kamis malam (KCNA via KNS dan AFP)
JAKARTA, Jurnas.com - Pemimpin Kim Jong Un menyerukan penguatan pencegahan perang Korea Utara dengan cara yang lebih praktis dan ofensif. Pernyataan itu dia sampaikan saat memimpin pertemuan Komisi Militer Pusat Partai Buruh Korea (WPK) yang berkuasa Senin kemarin.
Pertemuan Komisi Militer Pusat dari Partai Buruh yang berkuasa pada Senin terjadi di tengah meningkatnya ketegangan karena laju latihan militer bersama oleh Amerika Serikat dan Korea Selatan semakin intensif.
KCNA melaporkan anggota komisi bertemu membahas upaya berkelanjutan untuk meningkatkan pencegahan perang negara itu untuk menangani langkah-langkah yang meningkat dari imperialis Amerika Serikat (AS) dan pengkhianat boneka Korea Selatan untuk melancarkan perang agresi.
Washington dan Seoul menggambarkan latihan mereka bersifat defensif dan mengatakan perluasan latihan diperlukan untuk mengatasi program nuklir dan rudal Pyongyang yang meluas.
"Kim meninjau rencana serangan garis depan Korea Utara serta berbagai dokumen pertempuran dan menekankan perlunya memperkuat penangkal nuklirnya dengan cara meningkatkan kecepatan dengan cara yang lebih praktis dan ofensif," kata KCNA.
"Pertemuan tersebut juga membahas hal-hal praktis dan langkah-langkah untuk mesin untuk menyiapkan berbagai proposal aksi militer yang tidak ada sarana dan cara penanggulangan yang tersedia bagi musuh," tambahnya.
Militer AS dan Korea Selatan melakukan latihan lapangan terbesar mereka dalam beberapa tahun bulan lalu. Mereka juga mengadakan latihan bersama angkatan laut dan udara yang melibatkan kelompok penyerang kapal induk Amerika dan pembom berkemampuan nuklir.
Presiden Korsel Upayakan Dialog dan Jalan Penyatuan dengan Pyongyang yang Dianggap Terisolasi
KCNA mengklaim latihan itu mensimulasikan perang habis-habisan melawan Korea Utara dan mengomunikasikan ancaman untuk menduduki Pyongyang dan memenggal kepemimpinannya.
Pyongyang telah menembakkan sekitar 30 rudal dalam 11 acara peluncuran berbeda tahun ini, termasuk rudal balistik antarbenua yang menunjukkan jangkauan potensial untuk mencapai daratan AS dan beberapa senjata jarak pendek yang dirancang untuk mengirimkan serangan nuklir ke sasaran Korea Selatan.
Korea Utara juga meluncurkan hulu ledak nuklir baru yang lebih kecil dan menguji apa yang disebutnya drone serangan bawah air berkemampuan nuklir.
Pembicaraan nuklir antara Washington dan Pyongyang terhenti sejak 2019 karena ketidaksepakatan dalam pertukaran sanksi yang melumpuhkan yang dipimpin AS dan langkah Korea Utara untuk menghentikan program senjata nuklirnya.
Sumber: Al Jazeera
KEYWORD :
Kim Jong Un Korea Utara Korea Selatan Amerika Serikat